TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku usaha sektor pariwisata menaruh harapan besar pada libur akhir tahun mendatang. Sejumlah strategi dilakukan untuk mengoptimalkan pendapatan dari momen tersebut. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menyatakan libur panjang mampu meningkatkan okupansi kamar.
Dia mencontohkan, saat libur Maulid Nabi Muhammad SAW pada akhir Oktober lalu terjadi kenaikan tingkat keterisian kamar hingga 50 persen. Sejak pandemi merebak, rata-rata okupansi kamar hotel hanya mencapai kisaran 30 persen.
Baca Juga:
"Survey di 26 PHRI menunjukkan ada kenaikan okupansi sekitar 20 persen selama long weekend saja," katanya kepada Tempo, Kamis 3 Desember 2020.
Dengan tren tersebut, dia menyayangkan keputusan pemerintah memangkas libur panjang akhir tahun nanti. Menurut dia para pengusaha hotel telah berupaya untuk memastikan kunjungan mengikut protokol kesehatan. Salah satunya dengan mengurus sertifikat kesehatan dan kebersihan di Kementerian Pariwisata.
Setiap perusahaan akan diperiksa oleh auditor independen untuk memastikan layanan yang diberikan sesuai dengan protokol kesehatan. Selain hotel, sertifikat ini juga diberikan kepada restoran, pondok wisata, desa wisata, serta jasa wisata seperti arung jeram dan menyelam.